“Bu.. saya dari SD sampai sebesar ini tidak pernah mengerti apa itu pelajaran matematika.”
“Kalau ibu yang jelaskan, kamu juga tidak mengerti?”
“Iya.”
Dialog diatas terjadi antara saya dengan salah satu siswa jurusan teknik pemesinan. Saya hanya bisa tersenyum mendengar penuturan tersebut. Mungkin, banyak.. siswa atau siswi lain yang berpendapat sama dengan siswa saya ini. namun, saya harus ingatkan kalau sebenarnya pelajaran matematika itu sangat menyenangkan. Matematika selalu sistematis dan kreatif. Orang yang pandai pada pelajaran matematika biasanya mengimbangi dengan baik pula dengan pelajaran lainnya. Matematika bukanlah pelajaran menghafal! Salah sekali apabila kalian menghafal rumus matematika. Matematika itu exercise (latihan). Siapapun yang ingin pandai menghitung matematika harus mau berlatih mengerjakan soal matematika. Saya sadar bahwa tidak semua siswa saya dapat dengan cepat memahami apa yang saya jelaskan (dalam hal ini saya bertindak sebagai guru matematika). Mereka memiliki kemampuan berfikir dan daya tangkap yang berbeda. Namun.. tetap saja, jika mereka saya paksa untuk berlatih atau mengerjakan langsung soal matematika yang saya berikan, mereka mau berfikir dan berlatih. Dan pada akhirnya mereka dapat mengerjakan soal tersebut dengan intensitas waktu yang berbeda.
Lalu, apa sih keuntungan dari mempelajari matematika? Toh kalau kita kerja sang bos tidak akan bertanya berapa nilai matematika kamu? Apa itu pengertian dari integral? Dan lagi, saya akan kembali tersenyum jika mendengar pertanyaan seperti ini. Karena hai semuanya yang membaca postingan saya..
Matematika adalah simbol dari kehidupan.. matematika mempunyai cara uniknya sendiri dalam memenuhi kebutuhan manusia. Apa jadinya kalau tidak ada matematika di dunia ini? berarti tidak ada angka, tidak ada perhitungan, sementara semua yang kalian lihat setiap detiknya adalah hal-hal yang tidak lepas dari matematika. Seperti ketika kalian bangun pagi hari, kalian pasti mencari jam dinding atau semacamnya untuk mengetahui pukul berapa hari tersebut. Dan jam tersebut menunjukan angka tertentu. Matematika juga mengajarkan kita untuk bertindak secara sistematis, teratur dan teliti. Tanpa kita sadari, kita sudah melakukan banyak hal yang berhubungan dengan matematika. Jadi, masih malas untuk belajar matematika???
Ayooo sekolah! Mari belajar matematika!!
Untuk efek kursor berbintang : 1. Login ke blogger 2. Pilih Rancangan kemudian Tambah Gadget 3. Pilih HTML/JavaScript 4. Masukan salah satu kode HTML sesuai warna yang kita inginkan berikut ini : biru, hijau, merah, ungu, silver, kuning.
Setiap hari,, aku memikirkan ini setiap hari. Aku membenci orang itu. Aku berikrar pada diriku sendiri kalau aku memang membenci orang itu. Namun, pernahkah kalian mengalami perasaan aneh sepertiku? Aku sangat membencinya itu pasti! Tapi, ketika kamu tidak akan pernah melihat lagi orang yang kamu benci dan kamu juga tidak bisa membencinya karena memang dia sudah tidak ada.. kamu mungkin bakal merasakan hal aneh ini. Ingin marah, kesal, semakin benci namun akhirnya kamu sadar kalau ternyata kamu sangaaaaat mencintai orang itu. Aku marah dan ingin selalu marah pada orang itu. Aku sangat membencinya, namun setelah orang itu tidak ada.. entahlah.. Aku hanya ingin mengatakan padanya kalau "Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu" dan aku juga ingin bilang kalau "Aku sudah memaafkanmu" itulah.. yang ingin ku katakan padanya. Tuhan,, maukah kau mengatakan itu padanya? Kalau aku sangat mencintainya dan aku sudah memaafkan semua hal yang ku benci darinya? Sampaikan itu Tuhan,, aku.. tahu dia sudah lebih dekat denganMu :')
“Ae ssi kemana saja kau? Kami sangat mencemaskanmu.” Sergah Sulli begitu melihatku datang.
“Kecuali aku..” ucap Boss-nya.
“Dia bohong! Dia lebih mencemaskanmu!”
“Ne.. aku baik-baik saja sulli-ah, mianhe kemarin aku lupa menghubungi kalian kalau aku sakit.”
“Kenapa kau tidak menjawab teleponku?” tanya Sulli dengan mata menyipit.
“Ponselku.. hilang.”
“Sudahlah jangan mengintrogasinya, dia pasti masih sakit.” Seru si Boss.
“Baiklah.. yang penting sekarang aku sudah melihatmu.” Balas Sulli.
“Terimakasih kalian sudah menghawatirkanku.” Ucapku dengan tulus, raut wajahku mungkin masih sangat lelah. Aku bersyukur lagi, mempunyai sahabat yang baik juga Boss yang baik. Mereka bahkan tidak memarahiku walaupun kemarin sudah membolos kerja. Aku mulai melanjutkan aktivitas, walaupun ada sesuatu yang aku lupa. aku samasekali lupa dengan ponselku. Lupa bagaimana ponsel itu bisa hilang. Apakah aku menjatuhkannya disuatu tempat? Namun aku tidak mau memikirkan ponsel itu dulu. Aku kembali menghela nafas lalu kembali melayani tamu. Disebuah pusat perbelanjaan elektronik mewah, Kyuhyun dan Sungmin sedang menikmati masa liburnya. Walaupun mungkin itu tidak bisa dibilang liburan. Karena, dia hanya diberi waktu enam jam saja untuk keluar dari dorm hari ini. Kyu sengaja menarik Sungmin ke area elektronik, ia tidak mau Sungmin kabur ke salon memperbaiki tatanan rambutnya karena itu akan menghabiskan banyak waktu dan tentunya waktu jadi terbuang percuma. Setelah masuk ke sebuah toko ponsel, Kyuhyun mengeluarkan ponsel dari sakunya.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya pelayan toko itu.
“Tentu, aku perlu charger dan memory-card untuk ponsel ini.” balas Kyu sambil menunjukkan ponselnya. Sungmin yang berada disampingnya mulai terheran-heran, ia baru melihat ponsel Kyu yang tadi ditunjukkan pada pelayan toko.
“Tunggu sebentar.” Seru pelayan itu.
“Apa itu ponselmu? Aku baru melihatnya.” Tanya Sungmin saat pelayan itu pergi mencari benda yang diinginkan Kyuhyun.
“Diamlah.” Balas Kyu
“Ini charger-nya, dan untuk memory-card-nya saya mempunyai beberapa pilihan.” Seru pelayan itu sambil menyerahkan barang yang disebutkannya.
“Aku pilih yang ini.”
“Baiklah, ada yang bisa dibantu lagi?”
“Tidak, terimakasih.”
Kyuhyun pun segera keluar dari toko itu setelah membayar dan berfoto dengan pelayan tadi. Rupanya, pelayan tadi adalah salah satu penggemar Suju.
“Kita punya banyak memory-card di dorm, kenapa kau tidak bertanya dulu padaku.. aku punya banyak.” Tanya sungmin setelah keluar dari toko
“Masalahnya ini ponsel lama.” Jelas Kyu
“Tunggu. Apakah itu benar-benar ponselmu? Aku baru melihatnya hari ini!”
“Sudahlah, ayo kita pulang.” Ajak Kyu
Minhwa pun sedang menikmati hari liburnya, karena jadwal latihan hari ini berkurang maka ia bisa bersantai, sekalian mencari Babysitter untuk anak didiknya. Ia pun memilih sebuah restoran kecil yang ramai dengan lambang Matahari didepannya.
“Apa disini ada bibimpap?” tanya Minhwa pada salah seorang pegawai restoran itu.
“Tentu saja.”
“Tapi, disini tertulis Indonesian Foods.”
“Tenanglah Paman, pemilik resto ini adalah orang Korea asli, jadi selain makanan Indonesia disini juga tersedia makanan khas Korea.” Jelasku pada pelanggan baru yang tentunya baru ku lihat ini.
“Tunggu. Apa aku terlihat seperti ajussi?” tanya pembeli itu.
“Ommo! Mian, maksudku.. Oppa?!” seruku dan tawa pun pecah diantara kami. Aku bertepuk tangan, dengan setengah berteriak aku memanggil Sulli.
“Sulli-ah, satu bibimpap dan jus apel. Oh ya, beri dia kue yang aku letakkan di lemari pendingin.”
“Baiklah.” Seru Sulli dari dapur.
Dan tak berapa lama makanan pun tersaji. Melihat apa yang dipesannya datang, Pelanggan baru itu segera menghantam makanannya tanpa peduli setiap pasang mata yang diam-diam menatapnya.
“Woaaah, aku baru saja selesai makan. Apa kau mengusirku?”
“Mianhe.. tapi sebentar lagi kami tutup.” Seruku “tapi.. kalau oppa masih lapar, aku akan menaktirmu makan dirumahku.. otte?” goda ku pada pembeli yang terlihat kekenyangan itu.
“hahaha, siapa namamu? Kau sangat lucu!” seru pembeli yang bernama Minhwa itu.
“Namanya Lee Shin Ae, dia memang lucu ajussi.” Sergah Sulli yang sedari tadi memperhatikanku dan ajussi itu.
“Nama yang bagus, baiklah setelah toko ini tutup kau harus menemuiku.”
“Apa kau akan mengajaknya kencan?” tanya Sulli penasaran.
“Jeongmal?” tanyaku sambil membereskan meja.
“Hahaha, aku lebih pantas jadi ajussi-mu. Aku tidak akan mengajakmu kencan kecuali kalau kau memaksa. Ae ssi, aku tunggu diluar.” Seru Minhwa
“Baiklah.”
Setelah toko ditutup, Aku segera menemui ajussi tadi. Walaupun, Boss dan Sulli sempat menggodaku. Aku hanya tertawa dengan tingkah mereka berdua.
“Ajussi, aku datang. Jadi, kenapa kau ingin menemuiku empat mata? Kau tidak akan menggodaku bukan?” godaku pada ajussi itu.
“Apa aku terlihat seperti ajussi yang suka menggoda anak gadis?”
“Aku rasa..iya! hahahahah.”
“perkenalkan namaku Minhwa. Kau boleh memanggilku Min atau Sunbae seperti kebanyakan anak didikku.”
“Apa kau seorang guru?”
“Aku pelatih dance.”
“Ooooh.. jadi, apa yang bisa aku bantu?” tanyaku melihat gelagat paman yang sedikit ragu-ragu.
“Aku membutuhkan asissten.”
“Mwo? Asissten?”
“Ne, untuk mengurus anak didikku. Tapi, kau jangan salah paham. Ini bukan seperti pembantu, kau hanya bertugas membangunkan dan mengingatkan anak didikku untuk latihan.”
“Maksudmu, latihan dance?”
“Ne, Ae ssi.. percayalah kau tidak akan rugi samasekali.. dan soal gaji.. aku berjanji itu tidak akan mengecewakan.”
“Tapi, aku baru dengar ada asisten untuk orang yang hanya berlatih dance.”
“Hahahahaha. Hanya katamu??”
“Oooh, mian.”
“Jadi.. apa keputusanmu?”
“Entahlah, maksudku.. aku baru pertama kali bertemu denganmu. Aku tahu ajussi bukan orang jahat. Tapi, mengapa kau menjadikanku asisten untuk anak didikmu? Mengapa bukan seseorang yang mungkin bisa dance atau mengerti sedikit tentang dance. Karena, jujur aku sama sekali tidak bisa menari apalagi menyanyi.”
“Kau mungkin tidak percaya Ae ssi, tapi aku.. bisa melihat sesuatu yang hebat dari dirimu.”
“Hahahaha, baiklah.. cukup. Jangan merayuku, aku akan memikirkannya. Tapi, aku tidak berjanji akan menerimanya. Kau tahu kan, aku masih punya kontrak kerja dengan restoranku.”
“Ne, aku mengerti. Tapi, percayalah kau tidak akan menyesal jika mau menerima tawaranku ini.”
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Sebulan lamanya, aku selalu memikirkan tawaran itu. Aku sudah memberi tahu makcik dan Sulli. Hanya saja masih bingung dengan keputusan yang harus aku ambil. Namun satu hal yang menarik dari tawaran itu adalah, kuliah. Saat, ajussi mengantarku pulang, ia menawarkan untuk membuka rekening khusus untuk biaya kuliahku, entah apa istimewanya kerja asisten ini. Hingga sunbae sampai memberi upah yang sangat sangat lumayan. Aku menatap boss-ku lekat. Dan seperti terkena bom yang jatuh dari langit, sang boss rupanya tahu kalau dari tadi aku selalu memperhatikannya.
“Kenapa Ae ssi? Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan? Bicaralah.”
“Oooh, anniya..”
“Bicaralah, Sulli sudah menceritakan semuanya padaku.”
“Mwo? Sulli-ah!!” teriakku dari kasir.
“Sudahlah.. jangan memarahinya. Aku yang memaksanya bercerita. Sebulan ini kau tampak murung. Aku tahu kau pasti mencemaskanku. Tapi, aku juga sadar kalau kau pasti menginginkan yang terbaik untuk hidupmu.”
“Bukan, begitu.”
“Aku mengerti. Pergilah..”
Seketika airmataku jatuh berderai, selama ini boss-ku itu sudah ku anggap seperti ayah sendiri. Sosoknya yang tegas namun sangat lembut membuatku sangat nyaman bekerja direstoran kecil bernama SunFood itu. Aku menghela nafas berat lalu memeluk Boss erat. Menumpahkan seluruh kesedihan yang selama ini mengganjal hatiku.
“Sudahlah, jangan menangis. Aku tahu kau akan berhasil!”
“Mian.. aku meninggalkanmu.”
“Tidak, kau hanya mengejar impianmu.”
“Aku sudah banyak merepotkanmu boss.”
“Tidak, kau adalah pegawai kesayanganku.”
Aku kembali terisak. Dan setelah kejadian itu, Aku pun pamit. Meninggalkan Boss kesayanganku dan Sulli. Aku mengambil ponsel sepupu kecil-ku begitu sampai rumah.
“Hallo..” jawab pemilik nomer ponsel itu setelah hampir empat kali aku menghubungi nomor Sunbae.
“Ini aku..”
“Ommo! Ini.. Ae ssi?” balas Sunbae terkejut.
“Ne, aku sudah memikirkannya.. dan aku rasa, aku mau menerima tawaranmu.”
“Ah, jeongmal? Akhirnya.. hahahaha.”
“Apa kau sudah menemukan asisten selain aku?”
“Tidak. Tentu saja tidak.”
“Lalu, apa aku diterima?”
“Hahahaha, tentu saja! Besok pagi datanglah kekantorku. Aku akan mengirimkan alamatnya melalui pesan singkat.”
“Ne, aku mengerti.”
Telepon pun terputus.
Aku melangkahkan kakiku ragu, melihat papan nama kantor Sunbae. “Ini mungkin semacam papan nama.” Celoteh ku dalam hati. Lalu, tiba-tiba tersadar bahwa nama itu tidak asing, aku sering melihatnya disuatu tempat tapi aku benar-benar lupa. Dengan menggaruk kepala yang tidak gatal, aku tetap melangkahkan kakiku masuk kekantor yang megah itu.Tanpa disangka, saat aku baru saja ingin bertanya pada resepsionis, Sunbae sudah memanggilku, menyeretku ke suatu tempat.
“Ini untukmu, hari ini kau langsung bekerja. Tapi, sebelumnya kau harus ganti baju. Aku akan memperkenalkanmu dengan anak didikku.” Jelas Sunbae tanpa memperdulikan wajahku yang kebingungan. Oh Tuhan apakah aku salah mengambil keputusan? Tukasku di lubuk hati terdalam. Tepukan Sunbae mengagetkanku.
“Ini, terimalah.” Sunbae kembali memberiku baju, sepatu danlainsebagainya. Aku menerimanya dengan ragu. Masih dengan kebingunganku, Sunbae menyeretku ke sebuah toilet. Oh Tuhan, apakah ini benar-benar toilet? Kenapa lebih luas dari kamarku?? Setelah selesai dengan kebingunganku, aku mulai membereskan bajuku, memasukkannya kedalam tas. Ternyata baju yang diberikan Sunbae lumayan juga, membuatku sedikit manis (hahahaha). Begitu melihatku keluar, Sunbae langsung menyeretku, LAGI.
“Kau lama sekali!” serunya
“Kenapa buru-buru sekali?”
“Mereka sibuk Ae ssi..”
“Apakah penari sesibuk itu?”
“Mereka bukan cuma penari, mereka juga bernyanyi.”
“Ah benarkah?”
Setelah beberapa lama menaiki lift, akhirnya aku dan Profmin sampai disuatu ruangan yang sangat besar, mirip seperti sebuah markas atau semacamnya. Entahlah, yang pasti aku yakin itu markas anak didiknya.
“Masuklah.”
Sekilas aku membaca papan nama dipintu markas itu. “Super Junior” itulah yang tertera dipapan nama itu, aku hanya “Oooh.. aku bekerja dengan anak didiknya yang bernama super junior? Hah?? Super Junior??!” aku setengah berteriak, membuat Sunbae menatapku heran. Rupanya aku membuatnya kaget dengan teriakan anehku.
“Perkenalkan, ini Lee Shin Ae.. babysiter kalian!” seru Sunbae. Dan dengan sigap, beberapa pasang mata menatapku. Aku malah berbalik menatap Sunbae, babysitter?? Apa maksudnya? Melihatku kaget, Sunbae berdehem.
Hai pembaca yang budiman. Aku mau lanjut nulis fanfict nih! Here we go!!
“Hyungnim! Kau dimana? Ayo, ini sudah waktunya latihan! Teukki mengamuk lagi.” Teriak Sungmin. Orang itu menghapus airmatanya namun masih enggan untuk bergerak, matanya menatap lurus, menengadah ke langit.
“Ah.. disini kau rupanya! Apa yang sedang kau lakukan! Aku mencarimu kemana-mana.” Sergah Sungmin
“Sungmin-ah..”
“Hyung, kenapa kau, apa kau baik-baik saja?” tanya sungmin cemas.
“Aku bertemu seseorang. Aku benar-benar ingin mati!” tegas orang itu.
Sungmin menatap hyung-nya dengan cemas, ia baru saja melihat bagaimana hyung yang biasanya jahil dan kelewat kekanakan itu menjadi rapuh seperti yang dilihatnya sekarang. Sungmin mencoba menerka pernyataan hyung-nya itu. Seseorang yang dimaksud hyung-nya mungkin adalah wanita. Mungkin. Sungmin mulai membaca suasana, ia ikut duduk dibalkon yang penuh bintang itu.
“Siapa dia? Apakah seseorang itu dari masalalu-mu? Apakah dia sangat berharga?” tanya Sungmin hati-hati.
Orang itu menghela nafas berat. Digenggamnya kuat kalung berbalut liontin bintang itu.
“Ne, dia.. wanitaku.” Ucap orang itu.
“Kyu hyung.. aku tidak pernah tahu kalau kau punya wanita di masalalu-mu. Tapi, apakah kau dan wanita itu masih saling mencintai?”
“Entahlah, tiga tahun lalu saat aku pertama debut tiba-tiba dia meningalkanku.”
“Mungkin wanita itu punya alasan khusus.” Sergah Sungmin.
“Ne, dia mempunyai kekasih baru yang lebih kaya dan tampan.”
“Benarkah? Dia mencampakkanmu?! Kalau begitu kau harus menunjukkan kalau kau mampu hidup tanpa dia!” Sungmin mulai emosi mendengar cerita Kyuhyun.
“Aku tidak bisa Sungmin-ah, bahkan setelah tiga tahun aku masih.. sangat.. mencintai wanita itu.” Dan meneteslah airmata Kyu, ia tidak bisa menyembunyikan lagi rasa sakit yang selama ini hinggap dihatinya. Baginya, wanita bernama Lee Shin Ae adalah harga mati yang tidak akan bisa digantikan oleh apapun dan siapapun. Kalau ia bisa merebut kembali wanitanya dari pria brengsek waktu itu, ia akan merebutnya.
“Aku ingin mengejarnya lagi..” ucap Kyu.
“Tidak hyung! Lupakan wanita itu. Dia bahkan memilih pria yang lebih kaya darimu. Dia bukan wanita yang baik. Lagipula, kau bisa mendapatkan wanita yang seribukali lebih baik dari wanita itu!” jawab sungmin.
“Tapi aku ragu, mungkin saat itu dia hanya berpura-pura. Mungkin, seperti katamu.. dia punya alasan khusus.”
“Sudahlah hyung ku mohon.. lupakan wanita itu. Kalau dia meninggalkanmu demi pria yang lebih mapan maka tidak ada alasan khusus. Dia hanya wanita seperti itu!” hardik Sungmin.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar kamar Kyu.
“Hei apa kalian didalam? Cepat latihan! Ini sudah waktunya!” teriak Leeteuk
Sungmin menghela nafas. Diraihnya bahu Kyu lalu ditepuknya pelan, ia mulai sadar kalau Kyu yang selama ini terkenal kekanakan ternyata lebih dewasa dari yang ia kira.
“Ayo hyung, sudah saatnya latihan.” Ajak Sungmin. Kyu hanya mengangguk pelan dan menghapus airmatanya. Lalu, mengikuti langkah Sungmin keluar dari kamar.
“Hei, kenapa kalian berdua selalu terlambat?! Haruskah aku memisahkan kalian? Baiklah, aku akan memisahkan kamar kalian!” oceh Leeteuk begitu melihat Kyuhyun dan Sungmin masuk ruang latihan. Sebuah ruang yang sangat luas dengan kaca selebar dinding ruang tersebut dan dinding lawannya memiliki cat berwarna biru berlukiskan awan. Indah dan menenangkan. Menambah semangat untuk seseorang yang akan menerima latihan gila setiap harinya. Sungmin hanya meringis mendengar ocehan Leeteuk.
“Hyungnim, bisakah kau pelankan suaramu?” pinta Eunhyuk sambil mengorek-ngorek telinganya. [*opsss, ada apa tuh bang* *bergidik*]
“Mianhe hyungnim!” ucap Sungmin kemudian.
“Dan kau donghae! Kau juga terlambat!”
“Aku rasa.. aku cukup tepat waktu.” Jawab Donghae malas.
“Ne.. arasso hyung...” ucap seluruh member Super Junior.
Mereka bersepuluh-pun mulai latihan dengan serius, kecuali Kyu yang saat ini masih memikirkan kejadian kemarin. Ia agak kewalahan mengikuti gerak hyung-nya. Heechul mulai melemaskan seluruh anggota badannya, ia memulai dengan gerakan ringan sebelum latihan dance. Donghae masih dengan gerakan itu-itu saja, sementara Yesung paling aneh -_- ia mulai menari, meliuk-liuk, gerakannya sangat abstrak membuat semua member Suju menghentikan latihannya dan memperhatikan gerakannya lalu seketika tertawa keras. Selang beberapa waktu pintu ruang latihan terbuka..
“Hai.. apa kabar! Jam berapa ini?” tanya pelatih dance Suju.
“Apa kau tidak punya jam?” sindir Eunhyuk.
“Bukan itu maksudnya!” seru Leeteuk
“Lalu apa?” tanya Heechul dengan tampang polos.
“Hyungnim, mungkin dia sedang menyindir kita.” Jawab Ryewook.
“Hei, apa kau sedang menyindir kita?” tanya Heechul lagi dengan tampang polos (lagi). Sang pelatih yang bernama Minhwa itu hanya menghela nafas, mengedikkan bahu, lalu menatap satu-persatu anak buahnya opss maksudku anak didiknya :p
“Sepertinya aku harus mencari babysitter untuk kalian.”
Serentak member Suju membulatkan mulutnya membentuk huruf O atas pernyataan pelatih dance-nya itu.
“Apa maksudmu? Kurasa kami sudah punya assisten. Lagipula, apa itu babysitter? Kau kira kami bayi?” sergah Yesung sambil geleng-geleng kepala.
“Ini babysiter tambahan, semacam asisten tapi bukan.”
“Apa maksudmu??!” tanya Heechul mulai emosi.
“Aku ingin kalian selalu tepat waktu kalau latihan! Aku rasa, seorang wanita bisa membuat kalian tepat waktu saat latihan.” Jelas pelatih itu.
“Woooooooaaahh!” seru member Suju (kecuali kyu dan leeteuk) [sorry sparkyu :p]
“babysitter itu hanya bertugas mengingatkan kalian untuk latihan. Hanya membangunkan dan mengingatkan kalian untuk latihan, hanya itu.”
“Aku rasa itu ide bagus.” Seru Shindong sambil terus memakan roti ditangannya, yang entah darimana roti itu berasal -_-
“Kau tidak takut tunanganmu cemburu, ku rasa babysiter yang akan dibawa pelatih pastilah cantik.” Goda Siwon.
“Tidak, aku kan setia. Lagipula, itu ide bagus. Babysiter wanita akan membuat kalian lebih semangat untuk bangun di pagi hari.” Jawab Shindong
“Beraninya kau membawa namaku dalam masalah ini.” heechul mulai membekap Sungmin, diikuti donghae yang naik diatas punggung Heechul. Keriuhan pun mulai muncul. Leeteuk menggeleng kepalanya melihat tingkah adik-adiknya.
“Kalian semua diam!” hardik Leeteuk “Aku setuju saja, kalau itu demi kebaikan member kami.” Sergah Leeteuk.
“Kalau begitu, ayo kita cari yang berbodi seksi.” Seru Heechul setelah melepaskan bekapannya dari Sungmin.
“Haaahahahahaha!” semua member tertawa tentunya kecuali Kyuhyun.
“Maknae, apa kau baik-baik saja?” tanya Yesung yang sedari tadi memperhatikan Kyu yang tampak murung. Padahal biasanya Kyu-lah yang membuat keriuhan (Biang kerusuhan).
“Kwencana.”
“Dari tadi kau selalu diam, aku jadi khawatir.” Balas Yesung
“Apa mungkin kau sedang datang bulan?” tanya Eunhyuk ikut nimbrung, membuat Kyu melototinya.
“Jadi apa kalian semua setuju?” tanya sang pelatih
“SETUJUUUU!!!!!” jawab member suju serentak (lagi, kecuali Kyu)
“Baiklah, aku akan mencarinya.” Balas sang pelatih dance
“Apa kau akan mengadakan audisi baysiter?” tanya Eunhyuk, disusul ledakan tawa member suju. (LAGI LAGI, kecuali Kyu)
Just my imagination, come in my sweetest dreams everyday
Wanna be silent but its hard, keep in my head but i dont have anyspace in my mind lol.. so, berapa ram sih yang gua punya?? Entahlah :D
Terimakasih lagi untuk Tuhan, karena membiarkanku sanggup untuk mengetik, walaupun tangan dan mata sudah melambaikan bendera putih. Terimakasih untuk imajinasi yang datang bergentayang duatahun lalu. Yaps ini tulisan udah kelar dari dua tahun lalu :D ohiyaa, buat temenku yang suka banget minjemin aku novel makasih ya (Anggy, wilda etc, thanks a lot girls!) ini aku persembahkan FanFict ini buat tarrraaaaaaaaaaaaaa! anggy, wilda, dan kaliaaaan! #pelukCiumMuaaaachh, so here the cast :
1.Me!! (Lee Shin Ae)
2.My beloved
3.Leader
4.Siwon
5.Sweetest Heechul
6.Ryewook
7.Shindong
8.Main dancer, Eunhyuk
9.Sweet Vocal
10.Donghae
11.(Kibum sibuk drama, Kangin has military, hangeng out)
“Oppa, kau sebenarnya mau kemana?” tanyaku dalam hati namun ia tetap tidak menjawab, tangannya masih erat memelukku dan menutup mataku.
“Oppa, ayolah.. ada apa ini? jangan bercanda!” seruku
“Diamlah, tunggu sebentar lagi.” Balasnya
“ah! Jinja!” gerutuku, aku sudah tidak tahan untuk membuka mataku.
“Baiklah, kita sampai.” Diapun mulai melepaskan tanganya. Mataku masih terpejam.
“Ayo, buka mataku.”pintanya lembut.
Akupun membuka mataku. Pandanganku masih tertuju pada oppa. Sekilas cahaya lampu menerpa pipiku, aku memandang sekitar dan detik berikutnya aku sangat takjub!
“Ehem! Ottoke? Choaaa?” tanya Oppa gugup, namun senyumnya merekah lebar.
“Ne! Nomu nomu nomu choanikka!” sahutku dengan semangat
Pemandangan ini benar-benar membuatku takjud, deretan bunga tersusun rapih dan sangat indaaaah bertuliskan namaku “Lee Shin Ae” yang dibawahnya dilanjutkan dengan bunga yang berbentuk hati lalu dibawahnya adalah nama Oppa!
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
“Ae shi!!! Ae shi!” brogbrogbrog suara keras dari pintu membangunkanku.
“Aigoo.. uri makcik! Akh makcik ini! ne arasso, aku sudah bangun.”
“Cepatlah! Sudah jam berapa ini?!”
Perkenalkan namanya adalah Moon Bi. Dia adalah bibiku yang sangat cerewet. Walaupun sebenarnya dia sangat cerewet namun aku sangat menyanginya. Hanya dialah keluargaku satu-satunya disini dan tentu saja aku juga sangat menyayanginya. Tapi, inilah yang membuatku kesal! Dia selalu membangunkanku disaat mimpiku sedang menuju klimaksnya! Ah sial. Aku berusaha membuka mataku telak, melangkahkan kakiku ke kamar mandi namun “Duk!” kepalaku terbentur dinding. “Aaaaaakh jeongmal!” teriakku.
“Ya, Ae shi! Bangunlah lebih pagi dan ini makanlah.”
“Arasso arasso! Kau selalu mengatakan itu setiap hari. Apakah kau tidak merasa bosan?” sindirku.
“Neodu ara, aku peduli padamu. Karena itulah bibimu ini akan selalu mengingatkanmu.”
“NE ARASSO!” tegasku
“Geundeo, apa kau sudah lihat?”
“Mwo?” tanyaku sambil menyantap makanan dengan lahap.
“Itu... dia sudah ada di tv, dia.. sudah debut.” Bibiku menjelaskan dengan nada hati-hati. Aku pun terdiam sesaat mendengar nama itu.
“Ae shi, temuilah dia dan..” Moon Bi menatapku sedih.
“Ah! Aku terlambat! AIGOO~ mianhe ajumma. Aku harus pergi sekarang.” Aku buru-buru setelah melihat jam yang menempel ditanganku.
“Hei, habiskan dulu minumnya!”
“Aku pergi.” Akupun segera berlari.
“Anak itu! Selalu saja terlambat kerja!”
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Aku berjalan menyusuri jalan panjang ini, selalu seperti ini. yang aku tahu hanyalah bekerja. Ini hidupku dan inilah pilihanku.
“Hai!” tepuk seseorang mengenai bahuku.
“Hai! Wooah tumben berangkat siang?” tanyaku
“Apa itu yang harus kau ucapkan? Harusnya aku yang bilang KAPAN KAU BERANGKAT PAGI?! PABO!” teriaknya.
Aku hanya tertawa mendengar sindirannya. Dia adalah temanku satu-satunya yang bertahan sampai saat ini, namanya Sully. Oh ya, sekarang aku tinggal dikorea tepatnya bagian selatan. Aku pergi dari negaraku memutuskan untuk melanjutkan sekolah disini. Aku pindah saat aku masih remaja, setelah lulus SMP di Indonesia. Benar, aku adalah warga negara Indonesia. Tepat setelah aku lulus SMP, aku memilih indah ke Korea. Orangtuaku tentu saja keberatan, namun aku berhasil meyakinkan mereka. Lagipula, ada bibiku disini. Bibiku menikah dengan orang Korea dan hasilnya adalah bibiku mempunyai anak yang sangat lucu! Apakah kalian tahu Kim Yoo Bin? Bocah kecil yang muncul pada drama Choi Siwon Super Junior? Dia mirip sekali dengan aktris kecil nan mungil itu. Namanya Lee Seung Ri.
“Hei, apa kau sedang mengajak Sulli agar bermalas-malasan sepertimu? Sulli bahkan berangkat siang!” hardik Bosku.
“Apa wajahku mempunyai kekuatan untuk merayu orang?” tanyaku
“Tentu saja! Apalagi kalu itu hal buruk!” tukasnya.
“Aigoo~ ajussi kau benar-benar keterlaluan!”
Sebenarnya Bosku ini sangatlah baik dan tentunya aku sangatlah beruntung! Mempunyai teman seperti Sulli dan bos yang baik hati juga keluargaku disini, hidupku benar-benar berwarna oleh mereka. Kalian tahu? Harusnya aku sampai dari jam 6 pagi karena aku bekerja disebuah restoran breakfast dan disini khusus untuk orang Indonesia, tapi tentu orang Korea pun banyak peminatnya. Setiap pagi restoran ini sangat penuh tapi aku selalu berangkat pukul tujuh pagi. Tapi ajussi cuma bilang “Aigoo~!” mungkin karena kerjaku selalu bagus sehingga ia pun selalu memafkanku, memberi toleransi. Lagipula aku juga memang handal dalam membantunya!
“Nona, aku minta tagihannya!” aku mengangguk mengerti. Akupun menyerahkan tagihan makanan yang dia pesan.
“Ooh.”
“Weo?” tanyaku, karena dia menatapku lekat.
“Bukankah kau Ae shi?! Hei ini aku Dong Jun! Teman SMA mu!” tukasnya.
“Dongjun??? Ohhh.. Dongjun ssi? Hai bagaimana kabarmu?”
“Kwencana, kau sendiri? Ku dengar kau tidak melanjutkan kuliah?”
“Ne, seperti yang kau lihat.”
“Sayang sekali. Padahal nilaimu sangat bagus.”
“Ah tidak! Lalu bagaimana denganmu?”
“Aku masih kuliah, kau tahu ibuku selalu mengomel karena aku belum lulus sampai sekarang.”
“Hahaha. Ayolah ini masih tiga tahun! Setidaknya di negaraku, rata-rata orang kuliah itu minimal empat tahun.”
“Jeongmal? Tapi ibuku sangat marah.”
“Semangat Dongjun ssi!” aku berusaha memberinya semangat.
“Ne, gomapta. Baiklah aku tidak ingin terlalu mengganggumu. Ini kartu namaku. Aku duluan.” balasnya ramah sambil memberikan sebuah kartu nama padaku. Dan setelah Dongjun pergi, Sulli mengedikkan bahunya padaku. Ah anak ini.
“Siapa itu?” tanya Sulli setelah Dongjun lenyap dari pintu restoran.
“Teman SMAku.”
“Hmm, dia tampan. Siapa namanya?”
“Aigooo~!”
“Hei, aku serius! Siapa namanya?”
“Weo?? Kau ingin aku mengenalkannya padamu?” godaku
“Anniya, berkencanlah dengannya Ae ssi.”
“Mworago?” tanyaku sambil memekik pelan.
“Aku sudah memiliki kekasih. Kau sudah cukup menutup hatimu, berkencanlah Ae ssi.” Pintanya tulus.
“Nan, papoyo (sibuk)!” kilahku, namun Sulli masih mengejarku.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
“Aku pulaaaaang!” teriakku.
“Ayo makan. Aku sudah menyiapkan udang untukmu.”
“Ne, gomawo makcik! Nomu saranghae kkereugo gomapta!” seruku sambil tergopoh-gopoh menuju ruang makan.
“Eonnie.. kenapa kau selalu pulang malam?”
“Neo molla? Aku bekerja.” Jawabku
“Tapi kau berangkat pagi sekali, atau jangan-jangan kau berkencan sebelum pulang.”
“Hah! Aku ini eonnimu! Daasaaaar.”
“woaaaaah!! Lihat itu omma! Oppa neomu yeopposo, omma dia sangat tampan bukan? Aku benar-benar menyukainya. Ah onnie, kau harus cari kekasih seperti dia!” seru Lee Seung Ri sambil menunjuk televisi, matanya lurus menatap ke depan, pada salah satu personil Super Junior tanpa tahu bagaimana ekspressi eonni-nya.
“Sudahlah, cepat makan. Jangan ganggu eonnimu.” Sahut Moonbi mengerti.
Aku ikut menatap layar televisi, aku melihatnya. Dimanapun di dunia ini selama aku masih hidup aku selalu melihatnya, aku menatapnya sendu. Oppa apa kau tahu itu? Nafasku semakin berat. Hampir disetiap acara aku melihatmu, Oppa apa kau baik-baik saja? Apa kau makan dengan baik? Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Tanyaku dalam hati.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Aku sedang membereskan meja setelah itu mencari rekapan data kasir ketika tiba-tiba Sulli merajuk padaku. Aku sangat ingin ikut dengannya, tapi kenapa dia sangat tega menjadikanku kambing congek? Memangnya enak berada ditengah-tengah orang yang kasmaran? Keluhku dalam hati.
“Ayolah, kau harus ikut! “
“Entahlah, aku sangat lelah. Minggu ini aku benar-benar ingin istirahat.” Tolakku halus. Namun lagi-lagi Sulli merajuk.
“Ooh aku hampir lupa! Akan ada fanmeeting Ae ssi! Ada acara tanda tangan langsung. Seperti yang kau tahu, aku harus mendapatkan tanda tangan Eunhyuk.”
“Mwo?” tanyaku hati-hati
“Ne, ini event Super Junior. Jangan bilang kau juga tidak tahu. Ah tidak! Kau membosankan seperti kekasiku!” sindirnya.
“Aku tidak tahu.”
“Ayolah ku mohon, kau harus ikut!”
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Besoknya..
“Bangunlah Ae ssi! Temanmu sulli sudah datang! BANGUNLAH!” teriak makcik. Ah bahkan dihari libur aku tidak bisa tidur nyenyak. Sebenarnya sampai kapan aku harus bangun pagi. Setidaknya, aku ingin sekali bangun siang.
“ARASSO!”
Aku setengah berlari ke kamar mandi dan segera menuju lemari pakaianku. Aku menatap lemariku bingung. Bajuku benar-benar lusuh, tidak ada satu model pun yang enak untuk dilihat. Setidaknya untuk musim ini. Aku bahkan tidak pernah shopping. Aku meradang. Sebenarnya, aku ini apa? Bahkan alat kosmetikku hampir habis dan macamnya pun sangat minim. Namun, aku tersadar dan segera berganti baju seadanya, Sulli pasti mengamuk kalau terlambat sedikit saja.
“Ayolah cepat! Ah tidak aku pasti terlambat.”
“Dimana Minjoon?” tanyaku heran karena sedari tadi tidak melihat kekasih Sulli.
“Jangan sebut namanya! Aku sangat kesal, dia tidak mau menemaniku. Dia bilang pergilah dengan Ae ssi, bersenang-senanglah dengannya. Dasar pria membosankan! Ah sudahlah, ayo.. kita pasti terlambat!” Sulli benar-benar menyebalkan, tahu begini aku mau kabur.. dia menggandeng tanganku guys! Persis seperti film India yang pernah ku tonton waktu SD. Baiklah, lupakan! Ini Super Junior, dan sebagai informasi awal, Sulli adalah ELF SEJATI. Dengar kan? Maksudku kalian pasti tidak akan mengira dia ‘hanya’ ELF bukan? Dia memiliki setidaknya 5 Album sekaligus setiap mereka mengeluarkan lagu baru. Dan itu dalam satu judul loh ya? Mubazir? Dia tidak mengenal itu, yang dia mengerti adalah dia harus membeli satu judul terbaru namun membelinya dengan 5 kaset sekaligus agar Oppanya itu mendapat uang saku lebih. Kalian mengerti atau malah bingung dengan penjelasanku? Ah sudahlah lupakan. Sulli kembali menarik tanganku kasar.
“Hei, lihat! Sudah penuh sekali!” sergah Sulli sambil melepas genggamannya. Ah akhirnyaaaaaa! Keluhku. Tanganku benar-benar sakit!
“Hmm.. sepertinya Super Junior memang terkenal.” Balasku sekenanya. Sulli langsung melotot padaku. Aku sedikit memaksa senyum.
“Mwo? Sepertinya?! Ini bukan SEPERTINYA Ae ssi! Ini kenyataan, Super Junior are King of Hallyu!” bentaknya. Aku hanya melongo, beraninya dia membentakku. Dasar kalap! Hardikku dalam hati.
“Kita mau menganti dimana? Disini ada sepuluh meja.”
“Tentu aku akan mengantri disemua meja. Aku harus mendapatkan setiap tanda tangan dari Oppa.” Serunya dengan semangat tanpa memperdulikan tampangku.
“Sulli ah! Apa kau masih waras?” sindirku.
“Bukankah kau sudah berjanji akan menemaniku hari ini? ohiya, aku ada kertas lebih, ini untukmu! Mintalah juga tandan tangan.” Ajaknya tanpa rasa bersalah.
“Aahhhhhrgh! Aku akan gila setelah keluar darisini!” tukasku sedih.
“Ae ssi, kau mulailah dari meja terakhir! Aku akan mulai dari sana!” tegasnya. Lalu Sulli pun meninggalkanku dengan santai. Aku hanya pasrah! Dia memang gila! Dia menyebut dirinya ELF. Lihatlah! Setiap hal yang menempel pada badan Sulli mengandung unsur BoyBand itu. Gantungan HP, tas, baju, kaus kaki bahkan mungkin sesuatu yang ia kenakan sebelum baju pun aku hampir yakin kalau mungkin saja gambarnya adalah muka dari salah satu anggota SJ, ah mengerikan. Selalu ada lambang ELF dalam setiap busana yang ia kenakan. Namun, seaneh apapun sulli dia tetaplah teman baikku. Terbaik malah!
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
“Siapa namamu?” tanya salah satu personil Super Junior saat aku telah sampai didepan mejanya. Dia terus menandatangani kertasku tanpa melihatku. Aku hanya diam, memandangnya sedetik, dua detik.
“Siapa namamu? Aku akan menuliskannya di..” ucapannya terpotong, ia mendingakkan wajahnya, matanya lurus dan menatapku lama. Ia terkejut! Sama sepertiku.
“Hei nona! Cepatlah, kenapa kau berdiam saja! ELF yang lain masih mengantri. Bukankah kau sudah mendapat tandatangan?” tegus salah satu petugas FanMeeting itu. Aku pun tersadar dan hendak pergi namun tiba-tiba satu tangannya mencegahku pergi.
“Tunggu!” serunya dan meminta waktu pada petugas itu dan kembali menatapku tajam.
“Boleh aku bertanya? Nona, sejak kapan kau menjadi ELF?” tanyanya sambil menatapku tajam.
“Tidak.. aku bukan, maksudku.. aku hanya membantu temanku mendapatkan tandatangan.” Balasku sambir menundukkan wajahku.
“Mwo? Apa yang ia katakan?” kata seorang ELF dibelakangku.
“Haaaha. Baiklah.” Serunya dan membiarkanku pergi begitu saja. Aku langsung minggir, menjauh dari FanMeet itu dan berusaha mengatur detak jantungku. Dari sekian banyak meja kenapa aku harus mengantri dimeja itu? Aku benar-benar bodoh! Harusnya aku membaca namanya. Tapi, entahlah. Disini sangat ramai mana bisa aku membacanya walau mungkin hanya lima meter jauhnya. Tapi, disini penuh sekali sangat penuh, seperti lautan manusia.
“Ae ssi! Kau kemana saja aku mencarimu! Ohiya, berapa banyak sign yang kau dapat?” tanya Sulli tanpa memperdulikan wajahku yang mungkin sudah pucat pasih.
“Ini..” aku menyerahkan tiga kertas pada Sulli.
“Mwo?! Kau hanya mendapat tiga tanda tangan??! Ah dasaar! Lihat ini, aku mendapat sepuluh tandatangan!” Pamernya dengan senyum mengembang menampakkan giginya.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Aku kembali duduk disebuah restoran yang indah dengan deretan bunga yang indah, namun ini aneh kenapa ditempat ini sangat sunyi? Aku segera membuka mataku! Hah jam berapa ini? jam delapan?? Gila! Bos pasti akan memarahiku, tidak! Ini adalah hari yang penting. Hari pembagian gajiku. Aku harus cepat. Aku lari terbirit-birit. Kenapa makcik tidak membangunkanku? Aku pasti mati, ini sudah hampir jam setengah sembilan. Gawat, bagaimana kalau aku tidak mendapat gajiku bulan ini? belum sempat aku menyelesaikan imajinasiku tentang gaji bulan ini, tiba-tiba seseorang menarik tanganku dengan gesit dia mendorongku ke sebuah gang kecil, ia membanting tubuhku. Sebelum aku sempat melihatnya, aku memukulnya keras. Ia tetap tidak melepasku, membekap mulutku sampai akhirnya aku menyerah dan kehabisan tenaga. Aku mulai menatap orang itu dan aku sangat terkejut. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa terjekutku, aku menatapnya lurus. Dia mulai melepaskan dekapan dimulutku, matanya menatapku sendu. Terus menatapku. Ah tidak! Mata elang ini selalu saja membunuhku. Dia menghela nafas panjang.
“Bukankah kau sudah kembali ke negaramu?” ia bertanya dengan tatapan itu.
“Weo? Apa kau sangat senang jika aku pergi?”
“KAU!! Apa kau bercanda?!” suaranya meninggi dan kedua tangan mencekram lenganku, kembali mendorongku ke tembok. Ia menatapku tajam.
“Mian.. aku sedang tidak ada waktu sekarang. Aku sudah terlambat. Aku harus mendapat gajiku hari ini.” jelasku.
“Apa kau bekerja direstoran itu? Kuliahmu? Bagaimana dengan cita-citamu?” ia kembali bertanya namun kali ini suaranya melembut. Aku tersenyum lemah. Menatap bintang yang begitu indah didepanku.
“Apa kau makan dengan baik? Bagaimana rasanya, apa kau bahagia? Orang-orang selalu membicarakanmu, setiap acara ditelevisi selalu menyorotmu. Semua orang menyukaimu!” tukasku lembut
“Lalu, bagaimana denganmu?”
“Mwo?”
“Apa kau juga menyukaiku?” tatapannya kembali menajam.
“Tentu. Suaramu merdu aku suka. Kau juga pandai menari sekarang. Aku suka dance-mu.”
“Kau pembohong!” hardiknya.
“Aku tidak berbohong, kau.. melakukan semuanya dengan sangat.. baik.”
“Dimana pria itu?! Dimana dia sekarang? Bukankah kau akan pergi dengannya? Apa dia mencampakkanmu!” dia kembali membentak dan mencekram lenganku dengan paksa. Tatapannya berkilat tajam.
“CUKUP!! Itu bukan urusanmu!” bentakku keras dan dengan kekuatan seadanya aku mendorongnya keras. Terus mendorongnya dan ia pun terjerembab ke tembok satunya. Dengan nafas terengah aku berlari secepat mungkin, meninggalkanya. Meninggalkan bintang yang begitu bersinar, aku yakin dia tidak akan mengejarku karena tempatnya bukan disini. Bukan ditempatku. Tempatnya adalah disana, disebuah langit gemerlap yang indah. Aku tidak sadar bagaimana dan kemana saja aku berlari. Aku hanya sadar kalau perutku sangat lapar dan kepalaku sangat pusing. Aku tidak bisa berfikir, aku rasa aku harus pulang sekarang. Ini sudah hampir malam.
“Aku pulaaaang.” Teriakku, aku sampai dirumahku. Maksudku rumah makcik.
“Eonnie, omma mencarimu. Dia sangat marah.” Seru Seung Ri
“Benarkah?” aku sedang berfikir kenapa makcik marah saat tiba-tiba saja sebuah warna putih melintas dimataku.
“Amplop???” seruku
“Ini gajimu.”
“Ah jeongmal? Woaaah, gomawo makcik. Aku kira aku..” aku menghentikan perkataanku dan menatap Moonbi, ah ini dia ternyata.
“GO-MA-WO??!” sindirnya.
“Ah.. mian aku..”
“Kenapa gajimu bisa ditanganku? Kemana saja kau? Bosmu, Sulli meneleponku berkali-kali, dia bertanya kenapa kau tidak masuk dan kenapa kau tidak menganggkat ponselmu!” bentaknya.
“Itu.. ah! OMO!! Ponselku hilang.” Aku kaget sendiri, menyadari bahwa ponselku memang sudah tidak ada. “Heehehe, mian makcik. Makcik, aku ingin mengajakmu makan besok.” Ajakku.
“Kau masih bisa tertawa.” Sindir MoonBi. Emosi Moonbi pun seketika mereda, ia mengelus rambutku lembut dan menyuruhku istirahat. Moonbi memang selalu menganggapku anaknya. Dan disebuah tempat mewah, gedung pencakar langit. Lampu berkelap-kelip indah, angin berhembus lembut. Bintang sangat indah, seolah bisa memetiknya karena begitu dekat. Disebuah balkon, seseorang menghela nafas panjang. Memegangi sebuah kalung dilehernya, menatanya lekat. Sebuah kalung dengan liontin berbentung bintang, matanya mulai berkaca-kaca. “Apa maumu?” “Kenapa kau kembali?” “Jangan-jangan kau tidak pernah pergi?!” “Lalu, apa saja yang kau lakukan tiga tahun ini?” perasaan orang itu berkecamuk, ia terus bertanya pada dirinya sendiri. Ia merasa sangat bodoh. “Kau selalu membuatku gila Shin Ae ah!” ucapnya pelan dan airmata orang itu pun terjatuh, tidak tertahan lagi.
“Hyungnim! Kau dimana? Ayo, ini sudah waktunya latihan! Teukki mengamuk lagi.” Teriak Sungmin. Orang itu menghapus airmatanya namun masih enggan untuk bergerak, matanya menatap lurus, menengadah ke langit.
“Ah.. disini kau rupanya! Apa yang sedang kau lakukan! Aku mencarimu kemana-mana.” Sergah Sungmin
“Sungmin-ah..”
“Hyung, kenapa kau, apa kau baik-baik saja?” tanya sungmin cemas.
“Aku bertemu seseorang. Aku benar-benar ingin mati!” tegas orang itu.
PLTU Kanci Cirebon Meledak Oleh Wiloka / II-XI Pada Pukul 14:48 wib | Jumat, 26 September 2014
Dikutip dari : http://setaranews.com/?p=6279&utm_medium=twitter&utm_source=twitterfeed
Cirebon-Setaranews.com Beberapa saat lalu terdengar suara gemuruh yang terdengar hampir diseantero Cirebon. Hal ini sudah pasti menyita perhatian warga Cirebon terkait sumber dari suara mirip ledakan tersebut. Diketahui bahwa ledakan yang sempat meresahkan warga itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang beroprasi di daerah Kanci Kabupaten Cirebon.
Beberapa warga menuliskan kesaksianya terhadap suara gemuruh itu di media sosial seperti Twitter dan Facebook.
“PLTU Kanci Cirebon meledak terdengar suara gemuruh berkepanjangan” ujar pemilik akun twitter @tatangnurlano49.
“ada kerusakan pipa PLTU Kanci dan menyebabkan bunyi yang begitu bergemuruh” tulis akun Imam Ghozali di laman Facebooknya.
Belum diketahui pasti penyebab dari ledakan yang terjadi di PLTU yang diresmikan 2012 lalu. Namun, tersiar kabar penyebab PLTU meledak akibat salah satu turbin meledak saat diuji coba. Beruntung tidak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut
Daftar Smartphone Android RAM 1 GB Murah Harga Spesifikasi
Dikutip dari : http://www.hobigadget.com/daftar-smartphone-android-ram-1-gb-murah.html Daftar Smartphone Android RAM 1 GB Murah Harga Spesifikasi
Hobigadget.com | Daftar Smartphone Android RAM 1 GB Murah Terbaik 2014 – RAM (Random Access Memory) merupakan salah satu bangain terpenting dari smartphone yang berperan terhadap kinerja dan performa ponsel pintar secara mendasar, dengan kapasitas RAM yang cukup maka smartphone akan bekerja optimal.
Jika dulu ponsel dengan RAM besar harganya bisa bikin gigit jari, maka lain halnya saat ini dimana smartphone dengan RAM 1 GB dibanderol relatif lebih murah, apalagi semenjak gempuran smartphone lokal yang menawarkan spesifikasi tinggi salah satunya adalah kapasitas RAM yang cukup besar.
Meskipun begitu, tak sedikit ponsel besutan vendor ternama yang dilengkapi RAM 1 GB yang harganya terjangkau, penasaran tipe apa saja smartphonen RAM 1 GB murah tersebut? Berikut daftar lengkapnya. Daftar Smartphone Android RAM 1 GB Murah Terbaik dan Harga Terbaru 2014
Motorola Moto E – Rp 1.3 juta
Spesifikasi: Android v4.4.2 KitKat, Layar 4.3″ qHD 960 x 540 pixels, Memori 4GB, micro SD up to 32GB, RAM 1GB, CPU dual core 1.2 GHz Snapdragon 200, kamera 5 MP, baterai 1980 mAh – lihat detailnya
Asus Zenfone 4 – Rp 1.1 juta
Spesifikasi: Android v4.3 Jelly Bean, Layar 4.0″ WVGA 800 x 480 pixels, Memori 4GB, micro SD up to 32GB, RAM 1GB, CPU dual core 1.2 GHz Intel Atom Z2520, kamera 5 MP, depan VGA, baterai 1980 mAh – lihat detailnya
Smartfren Andromax i2 – Rp 1.49 juta
Spesifikasi: Dual SIM GSM-CDMA, Android v4.1 Jelly Bean, Layar 4.5″ WFVGA 854 x 480 pixels, Memori 4GB, micro SD up to 32GB, RAM 1GB, CPU quad core 1.2 GHz MTK, kamera 5 MP autofokus, LED FLash, depan 1.3MP, baterai 2000 mAh – lihat detailnya Advan Vandroid S5J – R 1.69 juta
Spesifikasi: Dual SIM GSM-GSM, Android v4.2 Jelly Bean, Layar 5.0″ HD 1280 x 720 pixels, Memori 4GB, micro SD up to 32GB, RAM 1GB, CPU quad core 1.2 GHz MTK, kamera 8 MP autofokus, LED FLash, depan 3MP, baterai 2000 mAh – lihat detailnya Himax Polymer-Li – Rp 1.39 juta
Spesifikasi: Dual SIM GSM-GSM, Android v4.2 Jelly Bean, Layar 5.0″ qHD 960 x 540 pixels, Memori 4GB, micro SD up to 32GB, RAM 1GB, CPU quad core 1.3 GHz MTK, kamera 8 MP autofokus, LED FLash, depan 3MP, baterai 2000 mAh
Demikian review singkat dan ulasan tentang Daftar Smartphone Android RAM 1 GB Murah Terbaik beserta spesifikasi detailnya, jika artikel ini bermanfaat jangan ragu untuk membagikannya ke teman-teman Anda di jejaring sosial Google+, Twitter atau akun Facebook Anda.
My fav food are salad indonesian (rujak), jengkol
(NO!!!) and the last is ramen(koreanfood) my fav drink is water lol. Follow my
instagram @18rohaeti more pict there :) mari membaca!