Untuk efek kursor berbintang :
1. Login ke blogger 2. Pilih Rancangan kemudian Tambah Gadget 3. Pilih HTML/JavaScript 4. Masukan salah satu kode HTML sesuai warna yang kita inginkan berikut ini : biru, hijau, merah, ungu, silver, kuning. berikut kodenya : <script src="http://kikiefendiclock.googlecode.com/files/www.kikiyo.co.cc.cursor-bintang-biru.js" type="text/javascript"></script> referensi : http://galauan-suka-suka.blogspot.com/2012/02/menambah-efek-bintang-berjatuhan-pada.html
0 Comments
Setiap hari,, aku memikirkan ini setiap hari. Aku membenci orang itu. Aku berikrar pada diriku sendiri kalau aku memang membenci orang itu. Namun, pernahkah kalian mengalami perasaan aneh sepertiku? Aku sangat membencinya itu pasti! Tapi, ketika kamu tidak akan pernah melihat lagi orang yang kamu benci dan kamu juga tidak bisa membencinya karena memang dia sudah tidak ada.. kamu mungkin bakal merasakan hal aneh ini. Ingin marah, kesal, semakin benci namun akhirnya kamu sadar kalau ternyata kamu sangaaaaat mencintai orang itu. Aku marah dan ingin selalu marah pada orang itu. Aku sangat membencinya, namun setelah orang itu tidak ada.. entahlah.. Aku hanya ingin mengatakan padanya kalau "Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu" dan aku juga ingin bilang kalau "Aku sudah memaafkanmu" itulah.. yang ingin ku katakan padanya. Tuhan,, maukah kau mengatakan itu padanya? Kalau aku sangat mencintainya dan aku sudah memaafkan semua hal yang ku benci darinya? Sampaikan itu Tuhan,, aku.. tahu dia sudah lebih dekat denganMu :')
“Ae ssi kemana saja kau? Kami sangat mencemaskanmu.” Sergah Sulli begitu melihatku datang.
“Kecuali aku..” ucap Boss-nya. “Dia bohong! Dia lebih mencemaskanmu!” “Ne.. aku baik-baik saja sulli-ah, mianhe kemarin aku lupa menghubungi kalian kalau aku sakit.” “Kenapa kau tidak menjawab teleponku?” tanya Sulli dengan mata menyipit. “Ponselku.. hilang.” “Sudahlah jangan mengintrogasinya, dia pasti masih sakit.” Seru si Boss. “Baiklah.. yang penting sekarang aku sudah melihatmu.” Balas Sulli. “Terimakasih kalian sudah menghawatirkanku.” Ucapku dengan tulus, raut wajahku mungkin masih sangat lelah. Aku bersyukur lagi, mempunyai sahabat yang baik juga Boss yang baik. Mereka bahkan tidak memarahiku walaupun kemarin sudah membolos kerja. Aku mulai melanjutkan aktivitas, walaupun ada sesuatu yang aku lupa. aku samasekali lupa dengan ponselku. Lupa bagaimana ponsel itu bisa hilang. Apakah aku menjatuhkannya disuatu tempat? Namun aku tidak mau memikirkan ponsel itu dulu. Aku kembali menghela nafas lalu kembali melayani tamu. Disebuah pusat perbelanjaan elektronik mewah, Kyuhyun dan Sungmin sedang menikmati masa liburnya. Walaupun mungkin itu tidak bisa dibilang liburan. Karena, dia hanya diberi waktu enam jam saja untuk keluar dari dorm hari ini. Kyu sengaja menarik Sungmin ke area elektronik, ia tidak mau Sungmin kabur ke salon memperbaiki tatanan rambutnya karena itu akan menghabiskan banyak waktu dan tentunya waktu jadi terbuang percuma. Setelah masuk ke sebuah toko ponsel, Kyuhyun mengeluarkan ponsel dari sakunya. “Ada yang bisa saya bantu?” tanya pelayan toko itu. “Tentu, aku perlu charger dan memory-card untuk ponsel ini.” balas Kyu sambil menunjukkan ponselnya. Sungmin yang berada disampingnya mulai terheran-heran, ia baru melihat ponsel Kyu yang tadi ditunjukkan pada pelayan toko. “Tunggu sebentar.” Seru pelayan itu. “Apa itu ponselmu? Aku baru melihatnya.” Tanya Sungmin saat pelayan itu pergi mencari benda yang diinginkan Kyuhyun. “Diamlah.” Balas Kyu “Ini charger-nya, dan untuk memory-card-nya saya mempunyai beberapa pilihan.” Seru pelayan itu sambil menyerahkan barang yang disebutkannya. “Aku pilih yang ini.” “Baiklah, ada yang bisa dibantu lagi?” “Tidak, terimakasih.” Kyuhyun pun segera keluar dari toko itu setelah membayar dan berfoto dengan pelayan tadi. Rupanya, pelayan tadi adalah salah satu penggemar Suju. “Kita punya banyak memory-card di dorm, kenapa kau tidak bertanya dulu padaku.. aku punya banyak.” Tanya sungmin setelah keluar dari toko “Masalahnya ini ponsel lama.” Jelas Kyu “Tunggu. Apakah itu benar-benar ponselmu? Aku baru melihatnya hari ini!” “Sudahlah, ayo kita pulang.” Ajak Kyu Minhwa pun sedang menikmati hari liburnya, karena jadwal latihan hari ini berkurang maka ia bisa bersantai, sekalian mencari Babysitter untuk anak didiknya. Ia pun memilih sebuah restoran kecil yang ramai dengan lambang Matahari didepannya. “Apa disini ada bibimpap?” tanya Minhwa pada salah seorang pegawai restoran itu. “Tentu saja.” “Tapi, disini tertulis Indonesian Foods.” “Tenanglah Paman, pemilik resto ini adalah orang Korea asli, jadi selain makanan Indonesia disini juga tersedia makanan khas Korea.” Jelasku pada pelanggan baru yang tentunya baru ku lihat ini. “Tunggu. Apa aku terlihat seperti ajussi?” tanya pembeli itu. “Ommo! Mian, maksudku.. Oppa?!” seruku dan tawa pun pecah diantara kami. Aku bertepuk tangan, dengan setengah berteriak aku memanggil Sulli. “Sulli-ah, satu bibimpap dan jus apel. Oh ya, beri dia kue yang aku letakkan di lemari pendingin.” “Baiklah.” Seru Sulli dari dapur. Dan tak berapa lama makanan pun tersaji. Melihat apa yang dipesannya datang, Pelanggan baru itu segera menghantam makanannya tanpa peduli setiap pasang mata yang diam-diam menatapnya. “Apa kau lapar ajussi? Ah maksudku, oppa?” tanyaku sambil menyerahkan lembaran tagihan (bill). “Apa ini?” “Ini bill.” “Woaaah, aku baru saja selesai makan. Apa kau mengusirku?” “Mianhe.. tapi sebentar lagi kami tutup.” Seruku “tapi.. kalau oppa masih lapar, aku akan menaktirmu makan dirumahku.. otte?” goda ku pada pembeli yang terlihat kekenyangan itu. “hahaha, siapa namamu? Kau sangat lucu!” seru pembeli yang bernama Minhwa itu. “Namanya Lee Shin Ae, dia memang lucu ajussi.” Sergah Sulli yang sedari tadi memperhatikanku dan ajussi itu. “Nama yang bagus, baiklah setelah toko ini tutup kau harus menemuiku.” “Apa kau akan mengajaknya kencan?” tanya Sulli penasaran. “Jeongmal?” tanyaku sambil membereskan meja. “Hahaha, aku lebih pantas jadi ajussi-mu. Aku tidak akan mengajakmu kencan kecuali kalau kau memaksa. Ae ssi, aku tunggu diluar.” Seru Minhwa “Baiklah.” Setelah toko ditutup, Aku segera menemui ajussi tadi. Walaupun, Boss dan Sulli sempat menggodaku. Aku hanya tertawa dengan tingkah mereka berdua. “Ajussi, aku datang. Jadi, kenapa kau ingin menemuiku empat mata? Kau tidak akan menggodaku bukan?” godaku pada ajussi itu. “Apa aku terlihat seperti ajussi yang suka menggoda anak gadis?” “Aku rasa..iya! hahahahah.” “perkenalkan namaku Minhwa. Kau boleh memanggilku Min atau Sunbae seperti kebanyakan anak didikku.” “Apa kau seorang guru?” “Aku pelatih dance.” “Ooooh.. jadi, apa yang bisa aku bantu?” tanyaku melihat gelagat paman yang sedikit ragu-ragu. “Aku membutuhkan asissten.” “Mwo? Asissten?” “Ne, untuk mengurus anak didikku. Tapi, kau jangan salah paham. Ini bukan seperti pembantu, kau hanya bertugas membangunkan dan mengingatkan anak didikku untuk latihan.” “Maksudmu, latihan dance?” “Ne, Ae ssi.. percayalah kau tidak akan rugi samasekali.. dan soal gaji.. aku berjanji itu tidak akan mengecewakan.” “Tapi, aku baru dengar ada asisten untuk orang yang hanya berlatih dance.” “Hahahahaha. Hanya katamu??” “Oooh, mian.” “Jadi.. apa keputusanmu?” “Entahlah, maksudku.. aku baru pertama kali bertemu denganmu. Aku tahu ajussi bukan orang jahat. Tapi, mengapa kau menjadikanku asisten untuk anak didikmu? Mengapa bukan seseorang yang mungkin bisa dance atau mengerti sedikit tentang dance. Karena, jujur aku sama sekali tidak bisa menari apalagi menyanyi.” “Kau mungkin tidak percaya Ae ssi, tapi aku.. bisa melihat sesuatu yang hebat dari dirimu.” “Hahahaha, baiklah.. cukup. Jangan merayuku, aku akan memikirkannya. Tapi, aku tidak berjanji akan menerimanya. Kau tahu kan, aku masih punya kontrak kerja dengan restoranku.” “Ne, aku mengerti. Tapi, percayalah kau tidak akan menyesal jika mau menerima tawaranku ini.” $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ Sebulan lamanya, aku selalu memikirkan tawaran itu. Aku sudah memberi tahu makcik dan Sulli. Hanya saja masih bingung dengan keputusan yang harus aku ambil. Namun satu hal yang menarik dari tawaran itu adalah, kuliah. Saat, ajussi mengantarku pulang, ia menawarkan untuk membuka rekening khusus untuk biaya kuliahku, entah apa istimewanya kerja asisten ini. Hingga sunbae sampai memberi upah yang sangat sangat lumayan. Aku menatap boss-ku lekat. Dan seperti terkena bom yang jatuh dari langit, sang boss rupanya tahu kalau dari tadi aku selalu memperhatikannya. “Kenapa Ae ssi? Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan? Bicaralah.” “Oooh, anniya..” “Bicaralah, Sulli sudah menceritakan semuanya padaku.” “Mwo? Sulli-ah!!” teriakku dari kasir. “Sudahlah.. jangan memarahinya. Aku yang memaksanya bercerita. Sebulan ini kau tampak murung. Aku tahu kau pasti mencemaskanku. Tapi, aku juga sadar kalau kau pasti menginginkan yang terbaik untuk hidupmu.” “Bukan, begitu.” “Aku mengerti. Pergilah..” Seketika airmataku jatuh berderai, selama ini boss-ku itu sudah ku anggap seperti ayah sendiri. Sosoknya yang tegas namun sangat lembut membuatku sangat nyaman bekerja direstoran kecil bernama SunFood itu. Aku menghela nafas berat lalu memeluk Boss erat. Menumpahkan seluruh kesedihan yang selama ini mengganjal hatiku. “Sudahlah, jangan menangis. Aku tahu kau akan berhasil!” “Mian.. aku meninggalkanmu.” “Tidak, kau hanya mengejar impianmu.” “Aku sudah banyak merepotkanmu boss.” “Tidak, kau adalah pegawai kesayanganku.” Aku kembali terisak. Dan setelah kejadian itu, Aku pun pamit. Meninggalkan Boss kesayanganku dan Sulli. Aku mengambil ponsel sepupu kecil-ku begitu sampai rumah. “Hallo..” jawab pemilik nomer ponsel itu setelah hampir empat kali aku menghubungi nomor Sunbae. “Ini aku..” “Ommo! Ini.. Ae ssi?” balas Sunbae terkejut. “Ne, aku sudah memikirkannya.. dan aku rasa, aku mau menerima tawaranmu.” “Ah, jeongmal? Akhirnya.. hahahaha.” “Apa kau sudah menemukan asisten selain aku?” “Tidak. Tentu saja tidak.” “Lalu, apa aku diterima?” “Hahahaha, tentu saja! Besok pagi datanglah kekantorku. Aku akan mengirimkan alamatnya melalui pesan singkat.” “Ne, aku mengerti.” Telepon pun terputus. Aku melangkahkan kakiku ragu, melihat papan nama kantor Sunbae. “Ini mungkin semacam papan nama.” Celoteh ku dalam hati. Lalu, tiba-tiba tersadar bahwa nama itu tidak asing, aku sering melihatnya disuatu tempat tapi aku benar-benar lupa. Dengan menggaruk kepala yang tidak gatal, aku tetap melangkahkan kakiku masuk kekantor yang megah itu. Tanpa disangka, saat aku baru saja ingin bertanya pada resepsionis, Sunbae sudah memanggilku, menyeretku ke suatu tempat. “Ini untukmu, hari ini kau langsung bekerja. Tapi, sebelumnya kau harus ganti baju. Aku akan memperkenalkanmu dengan anak didikku.” Jelas Sunbae tanpa memperdulikan wajahku yang kebingungan. Oh Tuhan apakah aku salah mengambil keputusan? Tukasku di lubuk hati terdalam. Tepukan Sunbae mengagetkanku. “Ini, terimalah.” Sunbae kembali memberiku baju, sepatu danlainsebagainya. Aku menerimanya dengan ragu. Masih dengan kebingunganku, Sunbae menyeretku ke sebuah toilet. Oh Tuhan, apakah ini benar-benar toilet? Kenapa lebih luas dari kamarku?? Setelah selesai dengan kebingunganku, aku mulai membereskan bajuku, memasukkannya kedalam tas. Ternyata baju yang diberikan Sunbae lumayan juga, membuatku sedikit manis (hahahaha). Begitu melihatku keluar, Sunbae langsung menyeretku, LAGI. “Kau lama sekali!” serunya “Kenapa buru-buru sekali?” “Mereka sibuk Ae ssi..” “Apakah penari sesibuk itu?” “Mereka bukan cuma penari, mereka juga bernyanyi.” “Ah benarkah?” Setelah beberapa lama menaiki lift, akhirnya aku dan Profmin sampai disuatu ruangan yang sangat besar, mirip seperti sebuah markas atau semacamnya. Entahlah, yang pasti aku yakin itu markas anak didiknya. “Masuklah.” Sekilas aku membaca papan nama dipintu markas itu. “Super Junior” itulah yang tertera dipapan nama itu, aku hanya “Oooh.. aku bekerja dengan anak didiknya yang bernama super junior? Hah?? Super Junior??!” aku setengah berteriak, membuat Sunbae menatapku heran. Rupanya aku membuatnya kaget dengan teriakan anehku. “Perkenalkan, ini Lee Shin Ae.. babysiter kalian!” seru Sunbae. Dan dengan sigap, beberapa pasang mata menatapku. Aku malah berbalik menatap Sunbae, babysitter?? Apa maksudnya? Melihatku kaget, Sunbae berdehem. Hai pembaca yang budiman. Aku mau lanjut nulis fanfict nih! Here we go!!
“Hyungnim! Kau dimana? Ayo, ini sudah waktunya latihan! Teukki mengamuk lagi.” Teriak Sungmin. Orang itu menghapus airmatanya namun masih enggan untuk bergerak, matanya menatap lurus, menengadah ke langit. “Ah.. disini kau rupanya! Apa yang sedang kau lakukan! Aku mencarimu kemana-mana.” Sergah Sungmin “Sungmin-ah..” “Hyung, kenapa kau, apa kau baik-baik saja?” tanya sungmin cemas. “Aku bertemu seseorang. Aku benar-benar ingin mati!” tegas orang itu. Sungmin menatap hyung-nya dengan cemas, ia baru saja melihat bagaimana hyung yang biasanya jahil dan kelewat kekanakan itu menjadi rapuh seperti yang dilihatnya sekarang. Sungmin mencoba menerka pernyataan hyung-nya itu. Seseorang yang dimaksud hyung-nya mungkin adalah wanita. Mungkin. Sungmin mulai membaca suasana, ia ikut duduk dibalkon yang penuh bintang itu. “Siapa dia? Apakah seseorang itu dari masalalu-mu? Apakah dia sangat berharga?” tanya Sungmin hati-hati. Orang itu menghela nafas berat. Digenggamnya kuat kalung berbalut liontin bintang itu. “Ne, dia.. wanitaku.” Ucap orang itu. “Kyu hyung.. aku tidak pernah tahu kalau kau punya wanita di masalalu-mu. Tapi, apakah kau dan wanita itu masih saling mencintai?” “Entahlah, tiga tahun lalu saat aku pertama debut tiba-tiba dia meningalkanku.” “Mungkin wanita itu punya alasan khusus.” Sergah Sungmin. “Ne, dia mempunyai kekasih baru yang lebih kaya dan tampan.” “Benarkah? Dia mencampakkanmu?! Kalau begitu kau harus menunjukkan kalau kau mampu hidup tanpa dia!” Sungmin mulai emosi mendengar cerita Kyuhyun. “Aku tidak bisa Sungmin-ah, bahkan setelah tiga tahun aku masih.. sangat.. mencintai wanita itu.” Dan meneteslah airmata Kyu, ia tidak bisa menyembunyikan lagi rasa sakit yang selama ini hinggap dihatinya. Baginya, wanita bernama Lee Shin Ae adalah harga mati yang tidak akan bisa digantikan oleh apapun dan siapapun. Kalau ia bisa merebut kembali wanitanya dari pria brengsek waktu itu, ia akan merebutnya. “Aku ingin mengejarnya lagi..” ucap Kyu. “Tidak hyung! Lupakan wanita itu. Dia bahkan memilih pria yang lebih kaya darimu. Dia bukan wanita yang baik. Lagipula, kau bisa mendapatkan wanita yang seribukali lebih baik dari wanita itu!” jawab sungmin. “Tapi aku ragu, mungkin saat itu dia hanya berpura-pura. Mungkin, seperti katamu.. dia punya alasan khusus.” “Sudahlah hyung ku mohon.. lupakan wanita itu. Kalau dia meninggalkanmu demi pria yang lebih mapan maka tidak ada alasan khusus. Dia hanya wanita seperti itu!” hardik Sungmin. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar kamar Kyu. “Hei apa kalian didalam? Cepat latihan! Ini sudah waktunya!” teriak Leeteuk Sungmin menghela nafas. Diraihnya bahu Kyu lalu ditepuknya pelan, ia mulai sadar kalau Kyu yang selama ini terkenal kekanakan ternyata lebih dewasa dari yang ia kira. “Ayo hyung, sudah saatnya latihan.” Ajak Sungmin. Kyu hanya mengangguk pelan dan menghapus airmatanya. Lalu, mengikuti langkah Sungmin keluar dari kamar. “Hei, kenapa kalian berdua selalu terlambat?! Haruskah aku memisahkan kalian? Baiklah, aku akan memisahkan kamar kalian!” oceh Leeteuk begitu melihat Kyuhyun dan Sungmin masuk ruang latihan. Sebuah ruang yang sangat luas dengan kaca selebar dinding ruang tersebut dan dinding lawannya memiliki cat berwarna biru berlukiskan awan. Indah dan menenangkan. Menambah semangat untuk seseorang yang akan menerima latihan gila setiap harinya. Sungmin hanya meringis mendengar ocehan Leeteuk. “Hyungnim, bisakah kau pelankan suaramu?” pinta Eunhyuk sambil mengorek-ngorek telinganya. [*opsss, ada apa tuh bang* *bergidik*] “Mianhe hyungnim!” ucap Sungmin kemudian. “Dan kau donghae! Kau juga terlambat!” “Aku rasa.. aku cukup tepat waktu.” Jawab Donghae malas. “Kaliaaaaaaaaaaaaannn ini!!!” teriak Leeteuk emosi. “Ne.. arasso hyung...” ucap seluruh member Super Junior. Mereka bersepuluh-pun mulai latihan dengan serius, kecuali Kyu yang saat ini masih memikirkan kejadian kemarin. Ia agak kewalahan mengikuti gerak hyung-nya. Heechul mulai melemaskan seluruh anggota badannya, ia memulai dengan gerakan ringan sebelum latihan dance. Donghae masih dengan gerakan itu-itu saja, sementara Yesung paling aneh -_- ia mulai menari, meliuk-liuk, gerakannya sangat abstrak membuat semua member Suju menghentikan latihannya dan memperhatikan gerakannya lalu seketika tertawa keras. Selang beberapa waktu pintu ruang latihan terbuka.. “Hai.. apa kabar! Jam berapa ini?” tanya pelatih dance Suju. “Apa kau tidak punya jam?” sindir Eunhyuk. “Bukan itu maksudnya!” seru Leeteuk “Lalu apa?” tanya Heechul dengan tampang polos. “Hyungnim, mungkin dia sedang menyindir kita.” Jawab Ryewook. “Hei, apa kau sedang menyindir kita?” tanya Heechul lagi dengan tampang polos (lagi). Sang pelatih yang bernama Minhwa itu hanya menghela nafas, mengedikkan bahu, lalu menatap satu-persatu anak buahnya opss maksudku anak didiknya :p “Sepertinya aku harus mencari babysitter untuk kalian.” Serentak member Suju membulatkan mulutnya membentuk huruf O atas pernyataan pelatih dance-nya itu. “Apa maksudmu? Kurasa kami sudah punya assisten. Lagipula, apa itu babysitter? Kau kira kami bayi?” sergah Yesung sambil geleng-geleng kepala. “Ini babysiter tambahan, semacam asisten tapi bukan.” “Apa maksudmu??!” tanya Heechul mulai emosi. “Aku ingin kalian selalu tepat waktu kalau latihan! Aku rasa, seorang wanita bisa membuat kalian tepat waktu saat latihan.” Jelas pelatih itu. “Woooooooaaahh!” seru member Suju (kecuali kyu dan leeteuk) [sorry sparkyu :p] “babysitter itu hanya bertugas mengingatkan kalian untuk latihan. Hanya membangunkan dan mengingatkan kalian untuk latihan, hanya itu.” “Aku rasa itu ide bagus.” Seru Shindong sambil terus memakan roti ditangannya, yang entah darimana roti itu berasal -_- “Kau tidak takut tunanganmu cemburu, ku rasa babysiter yang akan dibawa pelatih pastilah cantik.” Goda Siwon. “Tidak, aku kan setia. Lagipula, itu ide bagus. Babysiter wanita akan membuat kalian lebih semangat untuk bangun di pagi hari.” Jawab Shindong “Tapi, aku takut.. bagaimana kalau Heenim menggoda babysiter kita?” tanya Sungmin sambil melirik Heechul. Seketika Heechul melotot. “Beraninya kau membawa namaku dalam masalah ini.” heechul mulai membekap Sungmin, diikuti donghae yang naik diatas punggung Heechul. Keriuhan pun mulai muncul. Leeteuk menggeleng kepalanya melihat tingkah adik-adiknya. “Kalian semua diam!” hardik Leeteuk “Aku setuju saja, kalau itu demi kebaikan member kami.” Sergah Leeteuk. “Kalau begitu, ayo kita cari yang berbodi seksi.” Seru Heechul setelah melepaskan bekapannya dari Sungmin. “Haaahahahahaha!” semua member tertawa tentunya kecuali Kyuhyun. “Maknae, apa kau baik-baik saja?” tanya Yesung yang sedari tadi memperhatikan Kyu yang tampak murung. Padahal biasanya Kyu-lah yang membuat keriuhan (Biang kerusuhan). “Kwencana.” “Dari tadi kau selalu diam, aku jadi khawatir.” Balas Yesung “Apa mungkin kau sedang datang bulan?” tanya Eunhyuk ikut nimbrung, membuat Kyu melototinya. “Jadi apa kalian semua setuju?” tanya sang pelatih “SETUJUUUU!!!!!” jawab member suju serentak (lagi, kecuali Kyu) “Baiklah, aku akan mencarinya.” Balas sang pelatih dance “Apa kau akan mengadakan audisi baysiter?” tanya Eunhyuk, disusul ledakan tawa member suju. (LAGI LAGI, kecuali Kyu) $$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$ |